basket case, punk rock and coke

Beberapa waktu lalu saya menemukan EP -Greenday “dookie” di kamar teman saya, big surprise for me, karena entah kenapa nuansa romansa romantika saya dengan musik yang bernama punk rock itu bersemi lagi dengan pandangan saya, ibarat kita yang dulunya pernah marahan tapi akhirnya lama gak bertemu dan sekali bertemu dengan seseorang dia sudah balik menjadi seseorang yang saya inginkan, memang greenday yang kita kenal sekarang bukan sebuah fenomena massive lagi, sekedar band biasa memproduksi musik secara komersial dan mainstream, tapi taukah kita bahwa sebelumnya bahwa greenday merupakan sebuah fenomena di mana kita yang pernah remaja di masa 90-2000an merasa bangga bahwa identitas itu tidaklah di representasikan hanya dengan lagu lagunya slank, boomerang atau gun n roses yang menurut saya  monoton – monoton saja,

Mungkin saya masih ingat ketika track “basket case” meraung raung di radio – radio, bersimbiosis dengan mendtrendsetternya sepatu kets converse, greenday muncul dengan varians baru ruang dengar kami, di mana billie joe tidak menggambarkan punk rock secara harfiah dan empiris, tetapi membawa lifestyle yang gak kalah absurdnya dengan skema punk itu sendiri, dan punk di translasikan dengan identitas berbeda dan dinamis, dengan bentuk perlawanan yang berbeda, bukan dengan wujud antara mereka yang termajinalkan melawan standarisasi hidup, tetapi lebih nyata terhadap fashion, dan mainstream. Ah…andai bisa kembali ke masa itu mungkin saya bakalan mengenang bagaimana saya menghiasi gitar dan papan skate saya penuh dengan stiker – stiker gak jelas gara gara terinspirasi fender-nya Billie Joe

Satu yang tidak bisa lekat, greenday akrab dengan kami yang saat itu berasal dari kalangan pelajar yang masih dalam tuntunan kehidupan yang sedikit nakal tapi tanpa hal negatif, of course, kami suka dengan greenday karena musik dan fashion yang mereka bawa, so kami gak mengadopsi budaya, Blood sex and booze mereka, karena sampai sekarang pun bagi saya minuman keras bukan hal yang baik bagi saya, sehingga menikmati sensasi musik itu sendiri sudah menjadi drugs paling berbahaya bagi saya, lalu apakah hal absurd yang saya lakukan, tentunya dengan iringan track seperti she atau nice guys finish last dan berkaleng kaleng minuman soda sisa lebaran di kamar dengan teman – teman merupakan hal keren bagi saya, yeaahh, greenday, and coke is a good friend when were in skateboard, band studio until classroom, so I think I use to have wonderfull life become great lifestyle

Dookie sendiri rilis pada Februari 1994, menuai lebih sukses ketimbang album sebelumnya kerplunk 1992, melalui Reprise record dan di produseri oleh Rob Carvallo dan Greenday itu sendiri, dan hampir semua track di album ini bernuansa modern punk rock, yang sangat dinamis, minimalis dan easy listening, saya hampir suka dengan semua tracknya, seperti Basket Case, Sassafras Roots, She, Having A Blast, Pulling Teeth sampai when I come around,. Yeaah, bukanya sekarang saya gak suka sama Greenday, Cuma mungkin apa yang saya rasa dari apa yang saya dengar dari karya – karya mereka di atas tahun 2004 sangatlah berbeda dengan apa yang saya rasakan di album – album terdahulu mereka. Dan saya rasa jika music suatu band itu berubah sebenarnya wajar – wajar saja, karena tingkat kedewasaan dan pola pikir manusia yang berubah seiring perkembangan jaman dan usianya, so kalau begitu ada dua Greenday dong, yang dulu dengan yang sekarang..? yup bagi saya memang seperti itu saya hanya suka Greenday yang dulu, hingga tempo album mereka warning, setelah itu mungkin saya tidak begitu mengenal mereka, dan saya terlalu malas untuk berkenalan lagi, akan tetapi soal perbedaan karakteristik saya memakluminya, karena mungkin saya juga mengalami hal – hal serupa, dan mungkin saya juga bisa menjadi sosok yang berbeda di tempo yang berbeda pula, dan teman – teman saya sudah sangat sering menyadari hal ini.

=========================================================

Pos Berikutnya
Tinggalkan komentar

4 Komentar

  1. Anugrah

     /  November 1, 2012

    grenday di jaman saya masih sd ini memang asoy sekali. saya sendiri baru merasakan mabuk green day saat jaman “waiting” dan “warning”.
    Basket case sendiri itu malah saya resapi di awal-awal masuk sma ketika temen saya bawa videoklipnya ke lab komputer sekolah lalu akhirnya jadi lagu buat latihan nge-band. memang saya lebih interest ke blink 182 yang sama-sama rusak setelah mereka reunian (terasa bagai +44 dan ava yang disatukan, blinknya mana?).

    Balas
    • yeay, memang kalau ingat trending era 90an memang banyak band punk pop – rock yang bermunculan, okelah mereka main di major label dengan segala macam dikte pasar, tetapi salutnya mereka masih bisa bermain musik secara jujur, tanpa meninggalkan karakter musik mereka yang sesungguhnya. apalagi saya dulunya sering main skateboard, so track2 seperti mxpx dan blink182 jadi makanan sehari2 (sebelum trend emo banyak menginvasi dunia skate),
      sama bagi saya the best album dari greenday ya di album “warning” itu, beberapa tracknya terkesan simpel, chord yang gampang dan sangat etnikal, saya pikir itu adalah album terbaik seumur hidupnya greenday, sebelum seolah mereka habis di cuci otaknya oleh agen rahasia dan memproduksi american idiot yang sangat sangat “tidak greenday banget”..

      Balas
  2. stuju buat tulisannya warning mnurut sy adalah masternya green day… jiwa muda yang liar menginspirasi bnyak orng…… beda dgan skrang yang lebih mementingkan komersialnya meskipun dak bisa di pungkiri mereka juga butuh yang namanya pemasukan… well masanya udah berlalu tapi basketcase slalu jadi lagu wajibnya ckckckckckc………

    Balas
    • basket case itu track legendaris, sama legendarisnya kaya blietskrieg bop nya ramones atau friday i m love nya the cure, dan sayang band yang sama sekarang udah gak bikin lagu – lagu yang bakalan melegenda lagi

      Balas

Tinggalkan Balasan ke Anugrah Batalkan balasan