***
Sebenernya aku menulis sebuah blog bukan untuk mengomentari perihal dilematis yang serius, tapi loh yang namanya sekedar membiaskan opini ala warung kopi bisa lah kita arahkan sesuatu yang sedikit mengomentari kondisi suatu peristiwa, apalagi peristiwa-peristiwa tersebut sangat lekat dengan lingkungan kita, mungkin juga pengaruh mood klassik yang sedang memandang warna warni kota hingga tayangan TV yang semua bercerita sama, yaitu pemilihan umum, atau pemilihan pimpinan daerah,
Berbagai macam pencitraan, dan macam macam janji di jual, yeah…bukan rahasia umum lagi mereka obral macam macam program, eh perlu di kaji ulang sebenernya sih, tentang obral janji dengan pembeberan program itu dua hal yang berbeda, kenapa..? contohnya seperti ini : seperti seorang calon karyawan yang sedang interview dengan calon supervisornya jika seseorang yang obral janji seorang pelamar tersebut cenderung memposisikan dirinya selalu lebih baik di banding kemampuanya sendiri, mereka cenderung berpotensi untuk menarik perhatian seseorang dengan cara cara instant, semisal seorang calon marketing, di mana mereka yang obral janjikemungkinan besar akan berkata saya akan bisa menjual produk anda over target setiap bulannya, saya akan capai angka angka yang fantastis
Bedanya dengan mereka yang semasa pencalonanya lebih membeberkan apa saja program kerjanya, orang – orang yang seperti ini notabene lebih memiliki pengalaman bidang yang mungkin sama, atau setidaknya kematangan pengetahuanya, setidaknya mereka lebih merencanakan apa apa saja yang akan jadi rencana kerja mereka ketika mereka menduduki sebuat posisi, semisal contohnya jika saya menjadi marketing, saya terlebih dahulu akan memfollow up rekan / relasi saya di perusahaan saya sebelumnya, dari beberapa prospek saya akan catat perkembanganya tiap minggunya, bahkan seorang yang yang teliti membeberkan program rencana kerjanya ketika Plan A mentok, jika saya gagal mendapatkan relasi yang baik saya akan evaluasi kinerja saya tiap minggunya dan ketika saya menghadapi kendala, saya akan bersedia meminta bantuan dari yang lebih ahli dalam hal tersebut, yang itu bedanya, ketika seseorang yang lebih cenderung membeberkan progran kerjanya mereka cenderung lebih merendah, punya alternatif dan sedikit memiliki pilihan pilihan kebijakan yang lebih masuk akal.
Ketika memasuki era election kita sering banget dengar anekdot anekdot seperti “pendidikan gratis”, “pengobatan Gratis”, “bebas kejahatan” dsb, hal hal seperti menurut aku merupakan sebuah kampanye frustasi , kenapa frustasi…? Karena sebagian besar para pelaku (atau aktor) yang melakukan itu merupakan mereka yang notabene tidaklah punya strategi cara berfikir yang logis, bagaimana di sebut tidak logis..? ya kita sebagai masyarakat dapat menembak langsung kepada mereka, hmmm bisakah kita berfikir simpel seandainya aktor aktor itu terpilih dan benar mereka harus membuktikan janji janjinya, pertanyaannya “dari mana duitnya”, “siapa yang membayarkan biaya pendidikanya, pengobatanya, “dari mana dananya..???” tidak ada aspek pemikiran logis menyangkut hal ini, so kalau memang bisa anggaran menutupi biaya pendidikan, dan pengobatan, komoditas apa yang akan di jual..? so, apa ada guru, atau dokter yang mau di bayar pakai daun kelapa..? pikiran lebih sederhananya lagi, memangnya di dunia ini apa ada yang gratis, di jaman pipis di pasar aja bayar….?
Naiknya tingkat Golput dan turunnya tingkat partisipan pemilih dalam setiap pemungutan suara, sangat beralasan, tingkat pendidikan masyarakat yang membaik dan kebebasan pers yang membuka semua borok demokrasi yang menyorot aktor aktor safari membuat masyarakat sudah dapat berfikir kritis, dan cerdas. Bukanya bermaksud memprofokasi, tetapi aku pikir sebagian besar orang berfikiran sama yaitu apa gunanya meluangkan waktu kita hanya buat badut badut yang sudah bermadikan rupiah yang justru kerjanya tidak pecus, masyarakat bukan butuh pemimpin yang secara terang terangan bermuka dua, pamrih dan berpandangan sempit, apa gunanya memilih mereka yang tidak kenal dengan rakyatnya, jangankan kenal, bagaimana kalian mau memperbaiki perekonomian jika ke pasar saja gak pernah, bagaimana berbicara tentang kesejahteraan justru banyak orang orang kurang mampu di sekitar tempat tinggal kalian yang mewah dan mereka hanya bisa mencium asap knalpot mobil monil mewah kalian, dan rumah rumah kalian yang berpagar tinggi yang satpam dan ajudannya galak – galak, ooh its looser,
Masyarakat sudah bosan di suguhi lawak lawak demokrasi, badut badut intelektual yang berulah lagi lagi, mulai dari perselingkuhan, skandal seks, ribut pada saat rapat, main koboy di jalanan, pengekangan kebebasan berpendapat, dan apa lagi macam – macam jenis kebiadapan pelawak – pelawak tersebut, mereka tentunya harus sadar, kalian paksa kami ini yang dari golongan manusia – manusia sipil buat mendukung kalian dan mewakili kami untuk pundi-pundi rupiah yang kalian dapat dan kami semakin hidup tanpa kejelasan, sebagian dari kami meluangkan waktu kami, demi sebuah kepalsuan,
Dan mungkin mereka sudah banyak membagikan makanan bagi yang kurang mampu di masjid – masjid, membagikan uang dan kaos partai, membangun jalanan, turun ke lapangan, dan berbagai macam cara untuk memikat masyarakat, lalu kita sebagai masyrakat apakah akan menjadi sesuatu yang gampang tergadaikan oleh semua itu, seharusnya kita harus benar benar kritis dan cerdas, masyarakat mungkin lebih tau mana yang terbaik bagi mereka, dan apa yang terjadi ini tak lebih dari sebuah mimpi buruk di mana bermanis manis angin surga di hembus kan dan kita tak sadar bahwa kita sudah berada di mulut neraka pada saat kita bangun
Kalian yang bertanding di ring demokrasi tolong jangan kotori lingkungan kami, jangan memenuhi kota kami yang seharusnya bersih dengan muka – muka kalian yang sok di buat buat memanggil manggil kami untuk mendukung kalian, semua itu sia sia saja, hanya membuat kerja pembersih sampah akan lebih berat, tolong jangan memperburuk skenario horor ini, kami Cuma butuh merka yang memeringan langkah kami yang semakin berat dari hari ke hari, Memilih itu sebuah pilihan, politik itu sebenarnya tidaklah terlalu kotor, tetapi tangan – tangan para pemimpin-pemimpin yang berlomba lah yang telah mengotorinya
========================================================